Essai

PERPINDAHAN IBUKOTA DALAM PERPEKTIF SEJARAH PRA KOLONIAL ABAD X-XVI

Pembangunan IKN dan ditetapkannya keputusan pemerintah melalui Undang-Undang No 3 Tahun 2022, disusul keluarnya Perpres no 62 Tahun 2022 tentang otoritas IKN, hingga kini masih menuai pro kontra. Masih banyak yang menolak dengan berbagai alasan, termasuk isu bahwa IKN akan menjadi lahan baru migran China atau menjadi daerah yang diserahkan ke China sebagai kompensasi hutang. Untuk itu, mari kita bersama melihat IKN dan kepindahan ibukota dari perspektif Sejarah:

————————-

PERPINDAHAN Ibukota negara, tidak selalu karena bencana, ada sebab lain. Mataram Kuno era Wangsa Sanjaya pindah ke Brang Wetan (kemudian menjadi Wangsa Isyana) dari Brang Kulon karena mencari daerah yang subur dan strategis. Demikian halnya dari Jakarta ke Kalimantan. Orang menyebut Kalimantan ini sebagai Sunda Besar, pulau ini diapit oleh dua laut sebagai jalur perekonomian strategis, Yakni Laut China Selatan dan Laut Jawa.

Sebelum menjadi Mataram Kuno, penguasa Dieng, Kerajaan ini disebut Medang Kamulan atau kemudian disebut Kalinggapura. Dari Kalinggapura atau Medang Kamulan, lahir Medang Matriam, Medang Anggana, Medang Galuh, dan Matriam Banjaran atau Banjar Baturetno di Dihyang atau Dieng. Kehidupan kerajaan ini dengan permasalahan yang komplek, baik politik sosial dan ekonomi, memaksanya selalu berpindah-pindah.

Dari Matriam Banjaran oleh sebab politik dan ekonomi mereka bermigrasi hingga menempati wilayah Jombang kemusian pindah lagi hingga dataran tinggi Malang. Keberadaan Wangsa Isyana di Malang ini tertera jelas dalam Prasasti Turyyan. Turyyan ini kini bernama Turen, Malang Selatan. Di daerah ini tanahnya sangat subur. Pu Sindok membangun kanal-kanal pengairan. Hingga kini, kanal-kanal tersebut masih dapat dilihat.

Pesaing berat Medang Matriam adalah Sriwijaya. Kerajaan ini berhasil menghancurkan wilayah-wilayah strategis Medang dan kerajaan lain di brang wetan. Era dinasti Tang, Tiongkok sdh mencapai Pantai Gresik, pelabuhan ini dibangun oleh Airlangga, Kahurioan. Pelabuhan tersebut tampik dengan bentuknya yang megah untuk ukuran saat itu.

Terkait hubungan IKN dengan Tiongkok:

Orang-orang Tiongkok mendiami Kalimantan bukan baru kemarin sore. Melainkan sudah ribuan tahun silam. Era Dinasti Han dan Sui, mrk banyak bekerja di Lahan” Tambang. Salah satunya di Kutai Kertanegara.

Penolakan IKN

Kalau masalah menolak pindah ibukota atau pusat kekuasaan, salah satu Walisongso yakni Sunan Kudus adalah penentang pertama kepindahan pusat kekuasaan Jawa dari pesisir Demak ke Pedalaman Pajang 1550 M. Beliau kuatir, Islam di pedalaman hanya akan tercampuri oleh Kembang dan Kemenyan, kedua: menjauhkan pusat pemerintahan dari pesisir berarti jauh dari pusat perekonomian.

Penentangan tersebut ditanggapi melalui jalinan perdagangan Pajang dengan Giri Kedaton Gresik. Bengawan solo yang selama Majapahit dan Demak kurang memproleh perhatian sebagai wilayah perairan strategis, akhirnya era Pajang dibuka sebagai wilayah perdagangan Intrnasional. Melalui Bengawan Solo, produk-produk pertanian dari swlatan dibawa ke Bandar Ngloram Cepu untuk diteruskan ke Barat melalui Pantai Tuban. Sedangkan yang ke Timur Nusantara melalui Leran Gresik.

Bagikan
Anang Harris Himawan
CEO Rumah Sejarah Indonesia

    KH Sholeh Darat, RA Kartini dan Komitmen untuk Mencerdaskan Bangsa

    Previous article

    KI GEDE BANGSRI DALAM CATATAN SEJARAH DAN LEGENDA

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    More in Essai